27 Juni 2009
Saya punya saudara yang baik sekali. Beliau mati muda. Saya juga masih punya saudara yang juga sangat baik. Beliau juga mati mati muda.
Apakah benar ungkapan “orang baik mati muda”?
Kemarin saya mendapat pelajaran bahwa pahlawan gugur di medan perang. Yang menjadi pejabat, pada akhirnya, adalah dia yang bersembunyi ketika terjadi peperangan. Sehingga dia selamat. Usai perang, ia menjadi penguasa bahkan bisa menjadi presiden, katanya.
Apakah benar begitu?
Saya tertegun, setengah tidak percaya bahwa salah satu temanku meninggal 6 bulan lalu. Kami memang jarang bertemu. Tadi pagi, saya dengan keluarga berkunjung ke rumah temanku itu. Ditemui oleh istri dan anaknya dan menceritakan bahwa suaminya telah meninggal.
Innalilahi…
Semoga arwahnya diterima dan diridloi Allah SWT. Segala dosa memperoleh ampunanNya dan segala amal memperoleh balasan yang berlipat ganda…AMIN.
Saya tahu teman saya itu baik. Saya tahu dia masih muda. Sehingga saya ingat ungkapan orang baik mati muda.
Repotnya lagi, saya juga selalu berusaha untuk jadi orang baik. Apakah juga akan mati muda – ah…itu kan takdir!
Untungnya, saya tidak selalu berhasil untuk menjadi selalu baik. Jadi masih punya peluang untuk berumur panjang. Semoga sehat, barokah, dan bermanfaat bagi sesama..
Bila saya amati teman-teman yang aktif di APIQ, mereka hampir semuanya selalu berusaha untuk menjadi baik. Jadi saya berkepentingan untuk mengetahui bagaimana tetap menjadi orang baik dan berumur panjang.
Apakah ada yang punya pengalaman?
Analasis saya adalah cukup beralasan bila orang baik itu mati muda. Mengapa?
1. Ketika orang baik mati muda, banyak orang merasa kehilangan. Jadi masyarakat akan mudah mengenangnya. Sedangkan bila orang jahat mati muda, bagi masyarakat tidak terlalu berarti. Sehingga tidak menjadi perhatian masyarakat.
2. Orang baik sering ikhlas menanggung beban atau risiko demi kebaikan bersama. Bila hal ini sering terjadi, tentu saja peluang orang baik mati muda menjadi lebih besar.
3. Orang baik sering merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat. Setiap ada masalah di masyarakat, ia merasa ikut bertanggung jawab atas masalah itu. Bagaimana pun rasa tanggung jawab ini dapat saja menjadi beban tersendiri.
Jadi…apakah ada yang ingin menjadi orang baik?
Mengapa tidak?
Mati muda atau mati tua toh kematian pasti akan datang…!
Tapi ngomong-ngomong, saya masih punya banyak PR yang belum saya rampungkan.
Bagaimana menurut Anda?
Salam hangat…
Apakah benar ungkapan “orang baik mati muda”?
Kemarin saya mendapat pelajaran bahwa pahlawan gugur di medan perang. Yang menjadi pejabat, pada akhirnya, adalah dia yang bersembunyi ketika terjadi peperangan. Sehingga dia selamat. Usai perang, ia menjadi penguasa bahkan bisa menjadi presiden, katanya.
Apakah benar begitu?
Saya tertegun, setengah tidak percaya bahwa salah satu temanku meninggal 6 bulan lalu. Kami memang jarang bertemu. Tadi pagi, saya dengan keluarga berkunjung ke rumah temanku itu. Ditemui oleh istri dan anaknya dan menceritakan bahwa suaminya telah meninggal.
Innalilahi…
Semoga arwahnya diterima dan diridloi Allah SWT. Segala dosa memperoleh ampunanNya dan segala amal memperoleh balasan yang berlipat ganda…AMIN.
Saya tahu teman saya itu baik. Saya tahu dia masih muda. Sehingga saya ingat ungkapan orang baik mati muda.
Repotnya lagi, saya juga selalu berusaha untuk jadi orang baik. Apakah juga akan mati muda – ah…itu kan takdir!
Untungnya, saya tidak selalu berhasil untuk menjadi selalu baik. Jadi masih punya peluang untuk berumur panjang. Semoga sehat, barokah, dan bermanfaat bagi sesama..
Bila saya amati teman-teman yang aktif di APIQ, mereka hampir semuanya selalu berusaha untuk menjadi baik. Jadi saya berkepentingan untuk mengetahui bagaimana tetap menjadi orang baik dan berumur panjang.
Apakah ada yang punya pengalaman?
Analasis saya adalah cukup beralasan bila orang baik itu mati muda. Mengapa?
1. Ketika orang baik mati muda, banyak orang merasa kehilangan. Jadi masyarakat akan mudah mengenangnya. Sedangkan bila orang jahat mati muda, bagi masyarakat tidak terlalu berarti. Sehingga tidak menjadi perhatian masyarakat.
2. Orang baik sering ikhlas menanggung beban atau risiko demi kebaikan bersama. Bila hal ini sering terjadi, tentu saja peluang orang baik mati muda menjadi lebih besar.
3. Orang baik sering merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat. Setiap ada masalah di masyarakat, ia merasa ikut bertanggung jawab atas masalah itu. Bagaimana pun rasa tanggung jawab ini dapat saja menjadi beban tersendiri.
Jadi…apakah ada yang ingin menjadi orang baik?
Mengapa tidak?
Mati muda atau mati tua toh kematian pasti akan datang…!
Tapi ngomong-ngomong, saya masih punya banyak PR yang belum saya rampungkan.
Bagaimana menurut Anda?
Salam hangat…
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)